METODE DAKWAH KONTEMPORER
(Media WhatsApp Sebagai Sarana Dakwah)
Desti Widiana (1640110033)
Pada masa lalu yang semuanya kehidupan masihlah sulit, alat
komunikasipun masihlah menggunakan alat
seadanya. Komunikasi antar keluarga masih biasa menggunakaan metode
silaturrahim, selebihnya ada media komunikasi surat menyurat yang
berbulan-bulan lamanya untuk sampai pada tujuan. Sama hal-nya dakwah.
Perjuangan Da’i dan penikmat dakwah atau yang disebut Mad’u sungguhlah sangat
luar biasa, bahkan membutuhkan perjalanan panjang untuk bisa berada dalam suatu
tempat yang biasa digunakan sebagai tempat dakwah. Berbeda jauh dengan masa
dewasa ini, perkembangan teknologi informasi semakin berkembang, manusia
semakin mudah melakukan apa saja yang diinginkan.
Umat Islam pada lapisan bawah semakin tak sanggup menghubungkan
secara tepat isi dakwah yang sering didengar (dakwah lisan) dengan realitas
kehidupan sosial ekonomi sehari-hari. Sebab metode dakwah konvensional memang
tak mengajarkan, misalnya cara mengatasi Inflasi moneter, cara memberantas AIDS
atau car ilmiyah lainnya untuk memperoleh hasil pertanian yang memadai,
memberantas hama dan sebagainya. Dakwah tidak menerangkan bagaimana cara ilmiah
untuk menghindari berbuat kerusakan di muka bumi sebegai dosa besar. Itu
berarti, dakwah modern tidak lagi semata-mata merupakan ajakan untuk
berfilsafat tentang akhirat, tentang surga, neraka, atau menunaikan ibadah
wajib atau fardu atau sunnah dan sebagainya. Dakwah sekarang dan di masa
mendatang haruslah mencakup dakwah penyuluhan atau dakwah bil-hikmatil hasat
(QS. Al-Nahl;92) meskipun tidak perlu merupakan pendidikan keterampilan yang
terlalu teknis. Ceramah-ceramah agama idealnya adalah ceramah-ceramah yang
bertemakan kebutuhan nyata sosial ekonomi, tanpa meninggalkan aspek-aspek
sakralisasi.
Bolehlah, dikatakan, kini muncul keperluan baru dalam kegiatan
dakwah islamiah, sebagai akibat meluasnya dan semakin kompleksnya kebutuhan
masyarakat yang perlu menerima dakwah. Dakwah pun tak lagi sekedar bermakna
sebuah retorika di pusat-pusat kegiatan keagamaan, ia juga harus menjadi
komunikasi non verbal atau dakwah bil hal.
Gejala meningkatnya peranan agama dalam masyarakat mengisyaratkan
munculnya keperluan baru dalam bidang dakwah Islam. setiap kejadian diberbagai
sektor kehidupan masyarakat yang melibatkan kepentingan umat Islam, hampir
selalu memerlukan fatwa (petunjuk yang baku) dari organisasi-organisasi Islam
terutama MUI (Majelis Ulama Indonesia), atau dengan satu dan lain cara
mendorong keterlibatan lembaga-lembaga agama. Itu berarti, terjadi interaksi
yang semakin luas dan kompleks antara agama dan masyarakat yang sedang berubah
cepat.
Berbicara mengenai metode dakwah kontemporer, dari segi bahasa
metode sendiri berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,
cara). Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan. Dari bahasa Jerman methodicay artinya ajaran tentang metode. Dalam
bahasa yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa
Arab disebut thariq. Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses
pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan
mengikuti petunujuk, menyuruh mereka berbuat baik jauh dari hal buruk agar
mendapat kebahagian di dunia dan akhirat. Sedangkan kontemporer menurut kamus
besar bahasa Indonesia adalah pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa
kini; dewasa ini:
Jadi metode dakwah kontemporer adalah cara-cara tertentu yang
dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan pada masa
kini seiring perkembangan zaman. Ini semua tidak terlepas dengan perantara
sarana atau media yang harus digunakan.
Media berasal dari latin medius yang secara harfiah berarti
perantara, tengah, atau pengatar. Dalam bahasa inggris media merupakan bentuk
jamak dari medium yang berarti tengah, antara, rata-rata. Dari pengertian ini
ahli komunikasi mengartikan media sebagai alat yang menghubungkan pesan
komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (penerima pesan).
Ketika media dakwah berarti alat dakwah, maka bentuknya adalah alat komunikasi.
Akan tetapi ada sarana lain selain alat komunikasi tersebut, seperti tempat,
infrastruktur, mesin, tempat duduk, alat tulis, alat perkantoran, dan
sebagainya. Media dakwah juga dapa diartikan sebagai peralatan yang
dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah pada zaman modern. Untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai
wasilah. Salah satunya adalah menggunakan audiovisual yaitu media dakwah yang dapat
merangsang indera pendengaran, penglihatan, atau keduanya. Seperti, televisi,
film, dan internet.
Proses penyampaian pesan dakwah dari pemberi pesan (komunikator)
kepada penerima pesan (komunikan)
sehingga terjadi kesamaan pengertian atas pesan disebut komunikasi. Pengertian
ini bisa dipahami bahwa pertama, dalam proses komunikasi selalu melibatkan dua
pihak atau lebih, pemberi pesan dan penerima pesan. Kedua, adanya pesan yan
disampaikan, pesan itu sendiri bisa dalam beragam bentuk: kata, gambar, teks,
simbol, dan sebagainya. Apapun bentuk pesannya, inti yang diharapkan adalah
adanya kesamaan pemahaman antara komunikator dan komunikan atas pesan tersebut.
Makna lain yang bisa kita pahami dari pengertian komunikasi di atas adalah
bahwa komunikasi terjadi dalam hubungan interaksi antara pihak satu dengan
lainnya. Dalam konteks dakwah pihak-pihak yang terlibat interaksi ini adalah
da’i dengan mad’u.
Proses interaksi penyampaian dan penerimaa pesan dakwah, bisa
terjadi melalui pemanfaatan suatu sarana atau media. Dalam komunikasi dunia
maya media yang digunakan adalah komputer, baik hardware maupun software. Dunia
maya adalah atau dunia virtual itu sendiri, merujuk pada pengertian jaringan
informasi elektronik yang mendunia yang terjadi karena adanya tekologi
internet. Dengan demikian, yang dimaksud dengan komunikasi di dunia maya adalah
komunikasi yang dilakukan tidak dalam bentuk tatap muka langsung, akan tetapi
interaksi mengirim dan menerima pesan atau informasi dakwah melalui pemanfaatan
wahana aringan internet. Manfaat atau keuntungan berkomunikasi yang dilakukan secara
virtual, diantaranya:
- Cepat, komunikasi atau pertukaran informasi mengenai dakwah bisa dilakukan dengan cepat, meskipun interaksi dilakukan dalam kondisi arak auh, tidak perlu menunggu waktu yang lama.
- Mudah, apabila sudah menguasai teknis oprasional dan filitas pendukung.
- Komunikasi virtual bisa dilakukan secara real time juga un real time.
- Bisa individual atau grub. Bisa dilakukan secara one to one (satu orang dengan satu orang) maupun kelompok atau group.
- Jumlah dan ens pesan bisa besar dan beragam. Keuntungan atau kelebihan lainnya dari komunikasi virtual ini adalah umlah pesan atau informasi yang disampaikan bisa banyak dan dalam berbagai bentuk pesan, seperti teks, suara, dan gambar. Atau bahka gabungan dari ketiganya.
Tujuan komunikasi diantaranya adalah, perubahan sikap (attitude
change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan perilaku (behavior
change), dan perubahan sosial (social change). Alat komunikasi sudah banyak dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi
bagus dan tidak berbayar. Semuanya sudah serba instan. Dakwahpun sudah bisa
diakses dimana mana, sosial media pun meramaikan kelancaran dakwah, dengan
sebagai alat informasi adanya dakwah atau sebagai alat komunikasi berjalannya
dakwah, seperti halnya aplikasi WhatsApp, di dalam aplikasi tersebut
memanfaatkan fasilitas chatting.
Chatting merupakan kata benda dari kata kerja chat (Inggris)
artinya ngobrol. Chatting dalam dunia internet artinya program yang tersedia yang
digunakan untuk ngobrol atau berinteraksi via internet. Melalui fasilitas ini
kita bisa ngobrol atau berkomunikasi dengan siapapun dan dimana pun seluruh
dunia. Pemanfaatan chatting ini, dewasa ini banyak digunakan untuk mencari
perkenalan dengan orang-orang yang
berbeda latar budaya, bahkan untuk aang mencari jodoh. Meskipun demikian,
sebenarnya pemanfaatan internet tidak terbatas untuk perkenalan saja, namun
dapat digunakan untuk berdakwah.
Ada beberapa jenis komunikasi yang bisa dilakukan dengan program
chatting ini, yaitu komunikasi lewat tulisan, gambar, mengirim file, pesan
suara, selain itu juga dapat ngobrol dengan banyak teman sekaligus melalui
grub. Berikut ini gambar yang menunjukkan WhatsApp sudah digunakan untuk proses
atau menjadi media dakwah sekarang ini dan sangat berperan aktif dalam
menyumbang ke dalam proses dakwah itu sendiri. Perlu adanya kemampuan
memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan dengan menggunakan sebijak mungkin
aplikasi WhatsApp tersebut.
gambar 1 |
gambar 2 |
gambar 3 |
DAFTAR PUSTAKA
Andi Abdul Muis. Komunikasi Islami. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung. 2001.
Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Kencana. Jakarta. 2004.
Onong Uchana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung. 2001.
Rusman, Dkk. Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. PT Rajagrafindo Persada.
Jakarta. 2015.
Wahidin Saputra. Pengantar Ilmu
Dakwah. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2012.
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Dakwah. Logos Wacana
Ilmu. Jakarta. 1997.
Komentar
Posting Komentar